Terlahir
dari seorang ayah bernama Habib Ali Bafaqih yang terkenal sebagai sosok
yang tegas, kehidupan masa muda al-Habib Ahmad Bafaqih tak semudah yang
dibayangkan. Cacian dan hinaan hingga makian dari orang-orang sekitar
beliau menjadi makanan sehari-harinya baik atas kekurangan fisik ataupun
kemiskinan yang ada pada diri beliau. Namun Habib Ahmad Bafaqih tak
pernah membalasnya, bahkan beliau terima dengan sabar semua perlakuan
itu.
Di
masa muda itu pula Habib Ahmad Bafaqih pernah berjualan kecil-kecilan
seperti berjualan korek api meskipun hasilnya tidak
menguntungkan. Sesungguhnya Allah adalah Maha Berkehendak, sosok Habib
Ahmad Bafaqih dikarenakan kesucian hatinya, kesabaran akhlaknya, Allah
Swt. anugerahkan kepadanya berupa Futuhal 'Arifiin, kasyaf dan ilmu
laduni. Padahal beliau diriwayatkan tidak pernah menempuh pendidikan
formal.
Sosok Habib Ahmad Bafaqih juga dikenal
sosok yang sangat dekat dengan Nabi Khidir As. Bahkan sering bersama
sahabat beliau, Syaikh M. Abdul Malik Ilyas Purwokerto guru mursyidnya
Habib Luthfi bin Yahya Pekalongan, berjumpa Nabi Khidir As. dan
mengetahui "penyamaran" Nabi Khidir dengan mudah.
Di
kalangan ulama, wali dan habaib di zamannya, kedudukan Habib Ahmad
Tempel sangatlah dihormati. Banyak pejabat negara serta artis yang tak
ketinggalan turut mengambil keberkahan beliau. Diantaranya adalah Wakil
Presiden RI H. Adam Malik, yang kemudian hari membuatkan kubah makam
untuk Habib Ahmad Tempel dan ayahandanya.
Banyak
orang yang berjumpa menemui Habib Ahmad Tempel di rumah beliau, melihat
karamah-karamahnya. Seperti, beliau tahu berita terbaru padahal tak
membaca koran, mendengarkan radio ataupun menonton televisi. Beliau
disebut hadir telihat berhaji di Mekkah padahal beliau tak pergi
kemana-mana waktu itu.
Diceritakan, pernah
menantu beliau yakni Habib Muhammad Hamid Bafaqih dipesankan oleh
Habib Ahmad Tempel agar menjaga ketat pintu kamar Habib Ahmad Tempel, "Tak boleh ada yang masuk." Setelah
Habib Ahmad Tempel lama tak muncul, akhirnya Habib Muhammad Hamid
Bafaqih memberanikan diri membuka pintu kamar. Ternyata Habib Ahmad
Tempel sudah pergi menghilang entah ke mana, wallahu a'lam.
Banyak
orang yang sakit menjadi sembuh dengan izin Allah melalui karamah Habib
Ahmad Tempel. Ada pula satu pohon kayu diolah papannya mampu menjadi
beberapa rumah pondok pada suatu pesantren melalui karamah Habib Ahmad
Tempel.
Habib Ahmad Tempel pernah berucap: "Saya merokok ini, tujuannya adalah untuk membakar setan."
Ketika
Habib Ahmad Tempel masih hidup, banyak orang yang meminta
wafaq/rajah/azimat kepadanya. Salah satu wafaq yang sering beliau beri
adalah wafaq "Segitiga Khatamun Nubuwwah", (Allahu wahdahu la syariika lahu, muhammadun 'abduhu warasuluhu).
Habib
Ahmad Bafaqih juga pernah berucap ketika berkunjung ke Guru Haji Seman
Mulia Martapura Kalsel: "Bahwa aku hanya mencari teman, (yakni) orang
yang bersyukur. Dan tidak mau berteman dengan orang yang pusang
(gelisah/kecewa dalam hal duniawi), karena orang pusang itu bukan hamba
Allah tapi hamba iblis."
Kini dakwah Habib
Ahmad Bafaqih Tempel diteruskan diantaranya oleh putra beliau, Habib
Umar bin Ahmad Bafaqih (Sokaraja), Habib Ali bin Ahmad Bafaqih
(Jogjakarta), kemudian oleh habib Muhammad Hamid Bafaqih (menantu dan
juru kunci makam), Habib Husein bin Abdullah Assegaf (Sedayu, Jogja) dan
Habib Zein Magelang. Sedangkan di Kalsel, murid beliau yang terkenal
adalah Guru Haji Asmuni (Guru Danau).
Diantara ijazah wirid dari Habib Ahmad Tempel adalah, "Jika kita ada hajat khusus hendaklah membaca Allahumma shalli 'ala sayyidina muhammadin wa 'ala aali sayyidina muhammad," sebanyak 124.000 kali bisa dicicil maksimal dalam jangka 40 hari.
Habib
Ahmad Tempel sebenarnya wafat pada bulan Sya'ban. Sedangkan haul Ahad
terakhir bulan Syawwal adalah haul ayahandanya, yakni Habib Ali bin
Ahmad Bafaqih. Karena haul Ahad terakhir bulan Syawwal sudah berlangsung
sejak jaman Habib Ahmad Tempel hidup, maka waktu haul ini tetap
dipertahankan di Kemusuh. Acara puncak haul beliau sendiri terdiri dari 2
sesi, malam Ahad ziarah kubra dan tahlil sedangkan Ahad Shubuh Maulid
Nabi Saw.
Komentar
Posting Komentar